#Cerita Berantai Part 4

Namanya aja cerita berantai, berasal dari kata dasar rantai, menghubungkan satu dengan yang lainnya.

part sebelumnya bisa dicek di  nanennaa.wordpress.com


……….

Sial…… gumamku dalam hati.

Aku tahu suara siapa ini, aku belum berani menolehkan kepalaku ke sumber suara berasal.

 

“Aji….” Sapa Rissa sekali lagi.

 

Fakkk mennn… noleh gak, noleh gak?! Ya noleh lah.

Detik itu tubuhku serasa disiram air es, menggigil kesemutan dan membeku, kuberanikan untuk menoleh ke arah datangnya suara itu.

Seeeeet… “Hai Riiissss…..” belum selesai aku menyapanya.

Aku melihat wanita tersenyum dengan lesung pipi simpul. Continue reading “#Cerita Berantai Part 4”

#Cerita Berantai Part 4

Rekayasa Kebutuhan (1 introduction)

10 februari 2016. Seorang mahasiswa berniat untuk memulai menulis ulang rangkuman atau catatan yang dia dapat dari kuliahnya pada hari itu. Semoga bisa Istiqomah. Amin.

 

Mata Kuliah: Rekayasa kebutuhan

Topik: Introduction

 

Analisa Kebutuhan merupakan proses dalam suatu pembangunan software atau SDLC (Software Development Life Cycle).

Dalam Bahasa Inggris sering dikenal dengan Requirements Engineering (RE). Mengapa Requirements dengan menggunakan “s”? karene Requirements Engineering merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari banyak poin atau dapat dibilang requirements bersifat jamak.

Dilihat dari kata nya Engineering. Maka RE ini bersifat “best practice” atau melihat dari pengalaman-pengalaman terbaik dari sebelum-belumnya bukan bersifat keilmuan. Contohnya adalah, ketika Stakeholder ingin dibuatkan sebuah blog, maka requirements dibuat dengan melihat proyek-proyek blog sebelumnya, engine mana yang terbaik dan engine mana yang layak digunakan untuk blog yang sedang dipesan stakeholder tersebut,namun keputusan tersebut belum tentu merupakan keputusan terbaik. Itulah yang membuat fase requirements merupakan fase yang penting dalam membangun sebuah software. Continue reading “Rekayasa Kebutuhan (1 introduction)”

Rekayasa Kebutuhan (1 introduction)

Selalu ada cara untuk dekat – LINE story contest

Abiamana, mahasiswa perantau berjalan pulang dengan sedikit membungkuk menopang beratnya ransel di pundak kanan nya. Matahari mulai meredupkan sinarnya terdengar sayup-sayup kumandang adzan. Segera Abi, sapaan akrabnya, mengambil botol air mineral yang sudah ia siapkan di kantong kanan ranselnya.
“Glek…” tegukan pertama di buka puasa bulan Ramadhan di tahun pertama di kota rantauan.
Sungguh kenikmatan yang patut disyukuri mengingat panasnya, tingginya mobilitas, padatnya kegiatan dan semrawutnya ibu kota.
Terdengar dering handphone dari saku kiri Abi,
“Line – Video call – Mama”. Perasaan haru, lega, rindu, lelah bercampur aduk.
Sembari mengusap keringat dan menutupi raut wajah lelahnya, senyum lebar yang sedikit dipaksakan dikembangkan , Abi menekan tombol hijau.
“Assalamualaikum.” Continue reading “Selalu ada cara untuk dekat – LINE story contest”

Selalu ada cara untuk dekat – LINE story contest

stop

ibarat ditraktir ketika lapar, dengan sajian yang sangat istimewa penuh dengan toping toping kebaikan. namun sayang saya tidak ingin merusak sajian tersebut, bukan saya tidak suka, namun sajian tersebut lebih cocok untuk disajikan pada yang lebih baik dari saya, dan saya lebih memilih sajian lain yang saya inginkan. saya tidak ingin merusak sajian tersebut, saya tidak ingin melukai sajian itu, mohon maaf. mohon maaf.

stop

satu pasukan

Ada banyak hal yang saya ambil dari senior-senior saya, yang insyallah akan saya tularkan untuk adik-adik nanti sebagai bekal dalam latihan untuk 17 agustus nanti dan seterusnya dan seterusnya hingga seterusnya. semoga bermanfaat untuk mereka dan saya sendiri. amin.

“kalian satu pasukan, berapapun jumlah kalian, kalian satu pasukan, ada yang didepan ada yang dibelakang ada yang ditengah. ada yang disebelah kanan ada yang disebelah kiri dan ada yang ditengah, ada yang bertiga, ada yang berdua bahkan ada yang sendiri. tapi perlu kalian ingat kalian satu pasukan meskipun posisi kalian berbeda kalian satu pasukan. jangan meninggalkan pasukan kalian, jangan berlari tanpa memberi aba-aba pada pasukan sehingga kamu berlari sendiri atau jangan jalan ditempat disaat aba-aba maju jalan, hingga teman-teman mu berjalan jauh dari kamu. bukan kamu yang ditinggal teman-temanmu, melainkan kamu yang meninggalkan temanmu jadi tidak ada kata pasif “ditinggal”. ingat kalian satu pasukan, sudah sering kalian dengar tentang “korsa”, korsa bukan mengenai satu haus yang lain harus haus, satu push up yang lain ikut push up, satu salah yang lain salah, satu masuk sumur yang lain masuk sumur, bukan mengenai itu, kalau itu namanya posesif. “korsa” itu saling menguatkan bukan minta diacuhkan , saling menyayangi bukan minta dikasihani, saling mengingatkan bukan minta dilupakan. Jika teman kalian dihukum push up, push up lah untuk menguatkannya itu cara memberikan semangat buatnya. jika kamu dalam kondisi tidak sehat, jangan minta dikasihani kuatkanlah dirimu sendiri, pasukanmu akan mengerti sendiri dan akan memperhatikanmu dan lebih menyayangimu. ketika temanmu merasa lelah, ingatkan dia bahwa dia tidak sendiri ajaklah untuk berdiri bersama, jika ada temanmu bersemangat di depan sana, ingatkanalah bahwa masih ada yang dibelakang ini, bukan untuk agar dia kembali kebelakang atau berhenti melainkan untuk menularkan semangatnya untuk yang dibelakang ini. kalian satu pasukan, bukan bukan kita satu pasukan, kita satu pasukan.”

“namun semua tidak artinya jika kita tidak menjaga komunikasi, jujurlah pada diri kalian sendiri, jika kamu tidak kuat katakan tidak kuat maka teman-temanmu akan menguatkanmu, jagalah komunikasi kalian dengan pasukan kalian tidak harus kemana-kemana bersama-sama minimal salinglah bertegur sapa tanyakan keadaanya balaslah sapaannya jawablah pertanyaannya. kalian bukan hanya disini menjadi pasukan, kalian lahir ke dunia ini kalian sudah masuk dalam satu pasukan, pasukan yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik. sama disini sama juga di keluarga kalian, jagalah komunikasi kalian. itu handphone pada dasarnya bukan untuk selfie, bukan untuk check in bukan untuk update status tapi untuk komunikasi, silahkan kalian check in bersama pasukan kalian disini tapi jangan biarkan sms dari mama mu tanpa balasan darimu, butuh berapa menit untuk membalasnya bukan menit bahkan cukup beberapa detik untuk membalasnya, jika kalian sibuk sendiri buat apa? jagalah komunikasi dengan pasukan kalian karena kita satu pasukan. sempatkanlah jaman sudah modern kita tidak harus bertatap mata untuk mengetahui kondisi pasukan kita. jika dia diam bukan berarti dia tidak menghiraukan melainkan dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk bicara. berikanlah dia waktu dan ruang.”

“sekali lagi kita satu pasukan, berjalan berirama, berjalan bersama meskipun posisi kita berbeda meskipun keadaan kita berbeda, kita bukan hanya sekedar baris-berbaris, tapi kita pasukan, kalian punya pasukan dirumah, kalian punya pasukan disini, kalian punya pasukan di kelas, dan kalian punya pasukan pasukan baru nanti, perlakukanlah sama, terserah mau dilakukan atau tidak tapi pasukan  tidak akan rugi, diri kalian sendiri yang akan rugi. mungkin kalian merasa disini mengikat, iya memang kita saling mengikat satu sama lain karena kalian sangat berharga.”

tarik nafas dalam-dalam, kamu tidak sendiri, kita satu pasukan yang berirama.

satu pasukan

intermesoh

saya terbangun dini hari karena mimpi yang seperti riil nyata terpampang. terlalu sadis untuk diceritakan karena mengenai pembakaran hidup-hidup,  ini mimpi buruk. saya pernah mendengar jika sedang mimpi buruk maka meludahlah ke sebelah kiri entah itu ayat al quran atau hadist. tapi saya mengurungkan itu karena nanti kasur saya basah.
kalau tidur dengan keadaan tv menyala pasti jika mimpi gak jauh jauh dari cerita pada tv. saya bisa menerima itu. kalau yg sekarang untuk ukuran mimoi cerita nya terlalu runtut dan baik, daripada paranoid saya menyimpulkan ini adalah data data film yang lewat dan mampir di otak saya. jika pernah melihat film LUCY, pasti tau, di udara ini banyak sekali data data, data yang sedang berjalan dari antar gadget, dari server ke client atau sebaliknya. ya mungkin ada orang sedang mendownload film dengan judul MATI SEMUA atau TERBAKAR SEMUA atau TAK TERSELAMATKAN yang perjalanan datanya lewat otak saya. oke saya merinding, Astaghfirullahaladzim, itu semua bunga tidur, saya pikir itu dari syeitan jadi bukan bunga tidur tapi bangke tidur. Pergulahkau Setan!! selamat malam selamat istirahat.

intermesoh

do it

Dompet saya kosong gak ada (do it)nya gak ada uang nya, saya bisa apa? Duduk diam tidak kemana-mana tidak beli apa-apa tidak jajan apa-apa tidak nyewa apa-apa, diam.

Sebegitukah?

Seandainya saya punya uang, seandainya saya punya duit.

Dengan uang saya bisa pergi kemana saya mau.

Dengan uang saya bisa menikmati hidangan yang lebih dari lalapan ayam.

Dengan uang saya bisa beramal.

Dengan uang saya bisa berkata saya sudah beramal.

Dengan uang saya bisa membelikan barang-barang kesukaan kedua orang tua saya.

Dengan uang saya bisa menyampingkan perkataan orang tua saya karena saya mampu membelikan mereka barang kesukaanya.

Dengan uang saya bisa meremehkan saudara saya karena uang saya lebih banyak.

Dengan uang saya bisa mentraktir teman-teman saya.

Dengan uang saya juga bisa “berkuasa” atas mereka.

Dengan uang saya bisa membeli sebatang rokok dan melupakan janji saya terhadap ibu saya.

Dengan uang saya bisa membeli harga diri wanita untuk menjadi pemuas nafsu saya.

Dengan uang saya bisa membuat konspirasi untuk menjatuhkan atasan saya.

Dengan uang saya bisa membungkam saksi atas konspirasi yang saya buat.

Dengan uang saya bisa mendapatkan senyum palsu dari orang-orang disekitar saya.

Dengan uang saya bisa mendapatkan rasa hormat sementara dari mereka.

Dengan uang saya bisa membenarkan diri saya.

Dengan uang saya bisa kehilangan teman baik saya.

Dengan uang saya bisa kehilangan rasa hormat saya pada orang tua.

Dengan uang saya bisa kehilangan tawa riang teman saya.

Dengan uang saya bisa kehilangan senyum manis orang tua saya.

Dengan uang saya bisa lupa siapa saya, apa tujuan saya.

Itu semua bisa saya lakukan jika saya punya uang.

Menakutkannya uang sehingga saya sampai menulis ini semua. Akankah saya lupa akan Allah jika saya punya uang nanti? Akankah saya membenarkan diri saya sendiri ketika saya punya uang nanti? Akankah saya …..

do it